Kekuatan Komunitas dan Marketing


Bagaimana pemasar/marketer memandang suatu komunitas untuk keperluan marketing?

Dalam masyarakat, banyak muncul komunitas2 berdasarkan faktor persamaan tertentu (common interest) dari anggota-anggotanya. Salah satunya contoh berkumpul karena faktor kesamaan menggunakan produk tertentu.

Komunitas ada yang terbentuk dengan sendirinya (original) dan ada yang sengaja dibuat (sponsorship) atau disponsori oleh produsen tertentu. Komunitas pengguna sepeda motor / mobil merk tertentu atau karena anggota-anggotanya punya hobi tertentu dan sebagainya.

Bagi pemilik merk, ada dua sikap: bisa berkolaborasi atau mengabaikan sama sekali keberadaan komunitas tersebut. Mengabaikan tentu bukan pilihan bijak, untuk merangkul komunitas maka kolaborasi adalah pilihan terbaik. Dengan demikian akan mendatangkan segi positif bagi komunitas, produsen, konsumen, dan lain sebagainya.

Melalui komunitas, produsen dapat memberi kontribusi positif kepada masyarakat dengan mendukung program yang dilakukan komunitas tersebut. Jadi, agar komunitas dapat berjalan baik dan memberi manfaat harus ada perhatian khusus yg diberikan oleh pemilik merk. Secara langsung atau tak langsung, keberadaan komunitas dapat membantu meningkatkan penjualan. Layak dipertimbangkan sebagai kanal pemasaran. komunitas dapat dijadikan salah satu forum untuk promosi.

Komunitas online pun sekarang makin berkembang melalui berbagai media online seperti facebook, twitter, google plus, dll. Kekuatan online media harus dicermati para pemasar karena sangat potensial jika mampu memanfatkan secara tepat. komunitas pengusaha/entrepreneur muda di ranah online belakangan juga semakin semarak dan potensial. 

Harus diakui memang belum banyak pemasar yang menggarap komunitas, karena bukan seperti mass marketing yang sekali promosi bisa mencakup banyak audiens. Namun, manfaat dengan adanya komunitas , dapat meningkatkan loyalitas konsumen. 

Dari segi negatifnya, sedikitnya ada aktifitas komunitas yang tak sesuai visi misi perusahaan atau bisa saja kontraproduktif. Karena komunitas berada di luar koridor perusahaan, kecuali yang sengaja dibentuk oleh perusahaan dan mungkin ada aktifitas yang tak sejalan dengan filosofi perusahaan. Misal, komunitas otomotif yang tak dikelola dengan baik, kegiatannya malah berpotensi melanggar lalu lintas dan perusahaan pun ikut kena imbas.

Jika produsen peka terhadap suara komunitas, maka bisa jadi kekuatan terutama dengan promosi word of mouth-nya.


Share this article :
 
Copyright © 2015 | Buzzer Agency - All Rights Reserved.
Supported by : Creating Website | Johny Template | Mas Template