Selama ini banyak yang salah pengertian bahwa ukuran keberhasilan atau kesuksesan kampanye pemasaran secara online di media social adalah jumlah fans atau follower. Semakin banyak fans atau follower, maka makin luas jangkauan kita pada konsumen dan akan makin baik penjualan kita. Hal ini sama sekali tidak benar. Mengapa ?
Hal ini terjadi justru karena perkembangan social media marketing itu sendiri. Brand atau produk akan mencari follower atau fans sebanyak-banyaknya (bahkan berani membayar jika perlu) tanpa mempedulikan ikatan antara dirinya (brand) dengan si penggemar. Sangat banyak buzzer (istilah untuk fans/follower yang dibayar untuk meretweet/men-tag) saat ini yang memang menjadikan aktifitasnya sebagai lahan mencari pemasukan. Sehingga keterikatan antara mereka hanyalah sebatas karyawan yang selalu mengikuti perintah majikannya. Tidak ada hubungan emosional yang mendasari.
Contoh sederhana : Brand A memiliki fans 10 ribu, Brand B hanya 2 ribu. Bedanya Brand A membayar orang untuk menjadi fansnya. Sementara Brand B mendapat fans 2 ribu secara murni melalui mulut ke mulut dan tanpa membayar. Sepintas jika kita kalkulasi secara matematis, Brand A akan lebih tinggi penjualannya. Tapi kenyataan berkata tidak. Brand B justru tumbuh lebih baik dari A. Kenapa ? Brand A membayar orang ,sehingga hubungan antara Brand dengan Fans menjadi one to many, yang berarti isu, kampanye dan kepentingan brand A hanya akan disampaikan oleh A menuju 10 ribu orang.
Lain halnya dengan brand B, jalur informasi akan tumbuh many to many. 2 ribu fans Brand B akan secara suka hati meng-update info ke jaringan social mereka masing-masing sehingga efek viral marketing nampak. Tetapi lebih dari itu, komunitas 2 ribu fans ini jika dikelola secara benar oleh Brand B akan menjadi kekuatan luar biasa sebagai ujung tombak “kampanye” perusahaan. Ini sama halnya dengan “mempekerjakan” ribuan orang untuk menjual produk anda secara cuma-cuma. Komunitas akan terbentuk karena kesukaan yang sama pada suatu hal. Memiiliki komunitas fans brand sendiri akan sangat membantu peningkatan penjualan.
Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk membangun komunitas di media social, diantaranya :
Ajaklah satu atau beberapa influencer (orang yg berpengaruh dan memiliki fans banyak) untuk menggagas berdirinya komunitas brand anda.
Fasilitasilah komunitas dengan informasi terkini dan insentif misalkan membentuk forum khusus yang interaktif, menyediakan ebook gratis tentang produk dll. Sedapat mungkin adakanlah gathering (kumpul-kumpul) secara berkala, tak perlu mahal dan eksklusif, tujuannya agar ikatan emosional antara fans tetap terjaga.